Senin, 12 Januari 2015

pengalaman seoarang "http://farraas.blogspot.com/"

ini saya copas dari seseorang yang kebetulan jadi bahan materi saya ketika saya mau tes wawancara dan LGD
alamat blog nya http://farraas.blogspot.com/

kalian juga bisa berkunjung kesana !!!

Tentang Seleksi Wawancara & LGD LPDP

As I said before, I was not at my best when I did the scholarship interview. But an email somehow appeared on my inbox today, telling me that I have passed the interview & LGD test. It's evidently beyond my expectation. Allah is too kind. I still have to pass the leadership program, but it's now plenty of steps closer to one of my dream.

I promised myself to write something on this blog if I got accepted. I know a lot of people, including me, spend hours, googling about "tips sukses beasiswa LPDP" or "tips wawancara LPDP". I found a lot of blogs based on that keywords, and I promised myself to write one, just to share my experience. And to help others, of course.
________________________________________________ 
Tes Wawancara LPDP
Seperti yang sudah saya ketahui sebelumnya,  wawancara dilakukan oleh dua orang doktor dan satu orang psikolog. Setelah browsing sana-sini, entah kenapa saya membayangkan berada di satu ruangan besar yang hanya diisi oleh saya dan ketiga interviewer. Ternyata, di dalam satu ruangan besar, ada lebih dari 5 kelompok wawancara. Jadi tenang aja, suasananya nggak terlalu mencekam, kok. 
Saya berulang kali cerita kalo saya nggak lagi di dalam kondisi optimal untuk diwawancara karena saya bener-bener baru balik dari airport. I have just gone through a 5-hour flight, I only slept 2 hours since the earlier night, and I didn't even have proper clothes to wear, because, who would have brought her formal attire during vacation? Tapi ya sudahlah. Saya menunggu manis dengan para kandidat lain, sampai akhirnya dipanggil. Oh iya, saya mendapatkan giliran terakhir untuk hari itu. Saya baru dipanggil masuk 10 menit sebelum adzan maghrib.
"Okay, Farraas, please introduce yourself to us" adalah kata yang pertama kali keluar dari mulut pewawancara pertama. Saya tentu kaget karena sepanjang menunggu giliran, tidak ada yang pernah cerita ke saya kalau wawancaranya akan dilakukan dalam Bahasa Inggris. Paling campur-campur, atau ada sedikit yang menggunakan Bahasa Inggris. Tapi ternyata wawancara saya berlangsung sepenuhnya dalam Bahasa Inggris. Agak nggak adil sih, ya, sebenernya, karena saya takut ada hal-hal yang jadi kurang tergali karena komunikasi dilakukan bukan dengan bahasa ibu. Tapi mungkin kalau saya bisa menjawab dengan baik, justru penggunaan Bahasa Inggris bisa menjadi poin plus. Kalau begitu jadinya adil, ya?
Wawancara berlangsung selama sekitar 15 menit. Suasananya santai, sehingga saya pun berusaha menjawab dengan ringan dan santai. Saya diberikan pertanyaan seputar rencana studi (mengapa mengambil Development, Disorder and Clinical Practice, mengapa di University of York, mengapa harus di luar negeri, apa rencana setelah ini, apa tujuan jangka panjang saya); rencana hidup di York (apa tantangannya, bagaimana cara mengatasinya, apakah yakin bisa menggunakan jilbab dengan aman dan nyaman di sana, bagaimana kalau kangen rumah); dan beberapa pertanyaan yang cukup random (pernah ke luar negeri nggak - yang berujung pada diskusi singkat soal TKW Hongkong karena saya bener-bener baru kembali dari sana). Singkatnya, wawancara saya berlangsung dengan cukup lancar dan menyenangkan.
Tapi, begitu sampai di rumah, saya menyadari beberapa kesalahan yang saya lakukan, atau beberapa hal yang sebenarnya bisa saya jelaskan dengan lebih baik.

  1. Saya sempat menyebutkan bahwa angka individu autistik di Indonesia semakin bertambah. Ketika ditanya berapa angka pertumbuhannya, saya bilang tidak tahu pastinya. Harusnya, saya menyebutkan angka penderita di Amerika (yang memang lebih up-to-date datanya dan saya ketahui). Saya harusnya bahkan mempersiapkan data-data mengenai prevalensi penderita autistik di Indonesia, untuk memastikan bahwa saya benar-benar telah mempersiapkan wawancara dengan baik. But, to be frank, saya memang nggak siap. Lah orang baru tau 3 hari sebelum wawancara dan kebetulan jadwal wawancaranya satu hari dengan hari kepulangan. Yang ini jangan ditiru, ya. 
  2. Saya harusnya bisa memberikan argumentasi yang lebih baik ketika ditanya "why don't you take the graduate program at UI? Don't they have a similar program with the one you choose?". Well I did my best to answer the question, but I thought it was not convincing enough.
Ada beberapa aspek lain yang menghantui saya. Tapi setidaknya saya menjawab pertanyaan dengan cukup lancar dan bisa menjaga suasana wawancara agar tetap menyenangkan.
Kalau ditanya tips untuk wawancara, hanya ada beberapa hal yang bisa saya sarankan:
  1. Persiapkan diri dengan baik. Cari info tentang jurusan yang mau diambil dan kampusnya (peringkat, kualitas pendidikan, dan lain-lain); cari info tentang kota tempat tinggalnya; dan cari argumen yang kuat dibalik keputusan tersebut. Saya sih ngerasa keren banget setelah wawancara karena saya telah memaparkan fakta-fakta tentang York dan University of York (jumlah mahasiswa Indonesia,  ada berapa masjid dan restoran halal, bagaimana cara ke sana dari London, dan sebagainya) yang menunjukkan kalau saya memang sudah siap dan tahu situasi di sana. 
  2. Be relaxed. Santai aja, jangan dibawa tegang. Make a few appropriate jokes. Smile a lot. Those interviewer spent the whole day listening to other candidates, so the least you can do for them is be nice and interesting. 
  3. Tips paling klise sedunia: Just be yourself. Eh ya tapi emang bener. Prepare yourself, but don't be someone else, because they will know. Ada peserta lain yang cerita kalau temannya dikomentarin "kamu palsu deh... bukan diri kamu sendiri" sama psikolog yang mewawancara. It was mean, but they can really sense it if you're pretending to be someone you're not.
  4. Supaya lebih siap, baca ulang esay-esay yang udah ditulis. Pikirin lagi tentang kontribusi yang bisa diberikan ke Indonesia melalui bidang studi yang dipilih, dan apakah hal itu feasible untuk dilakukan di Indonesia.
  5. Beberapa teman saya bercerita bahwa interview mereka personal banget, bisa sampai berkaca-kaca atau bahkan nangis jawabnya. Kalo gitu, prepare for the worst aja ya, dan tunjukkan kalau dibalik semua masalah yang dimiliki, kita tetep bisa kuat dan konsisten menyelesaikan komitmen yang dimiliki.


Tes LGD (Leaderless Group Discussion) LPDP
Besoknya, saya harus kembali untuk melakukan tes LGD. Tahap seleksi LGD baru dilakukan tahun ini, sehingga ketika saya melakukannya, belum ada satu pun orang yang menceritakan prosesnya di internet (makanya saya bertekad untuk menulis sesuatu kalau memang saya lolos tahap ini). LGD mungkin saja dilakukan di hari yang sama dengan wawancara, atau bahkan sebelum wawancara; tergantung jadwal masing-masing.

Kelompok saya terdiri dari 7 orang. Sebelum sesi dimulai, lagi-lagi saya berbincang dengan peserta lain. Saya menarik kesimpulan bahwa kebanyakan topik diskusi adalah seputar pendidikan. Ah, cincai, batin saya dengan congkaknya. Congkak banget, tapi sebagai sarjana psikologi yang sedang berprofesi sebagai guru, pendidikan adalah hal yang sangat menarik untuk didiskusikan. 
Begitu masuk ke ruangan diskusi, ada artikel koran di atas meja. Satu lembar artikel beserta lima pertanyaan lanjutan yang harus kami jawab mengenai kontroversi kebijakan pelarangan ekspor Minerba. Bah! Minerba singkatan dari apa aja saya nggak tau. Bah! Bahaya!
Satu orang anggota kelompok berdiri untuk mencatat jalannya diskusi di papan tulis (sekaligus untuk menjadi pemimpin diskusi sih, secara nggak langsung). Ia meminta anggota kelompok untuk memperkenalkan diri. Saya kemudian meminta supaya setiap orang menyebutkan latar belakang pendidikannya, supaya diskusi berjalan dengan lebih optimal (dan supaya orang-orang maklum kalau saya nggak tau apa-apa... hahaha). Setelah semuanya memperkenalkan diri, saya makin panik. Ada yang kerja di oil & gas company, ada dua orang dari ekonomi, ada yang dari teknik. "Saya dari fakultas psikologi. Nggak nyambung sama sekali sama topiknya yah, hehe. Makanya harap maklum kalau saya hanya bisa memberikan komentar dari sudut pandang awam ya teman-teman..." Yep, saya mati gaya dan nggak tau lagi bahkan harus ngomong apa. "I'm so dead and stupid" beberapa kali melintas di dalam pikiran saya. 
Saya akhirnya mengajukan diri untuk mencatat jawaban di kertas. Sederhana saja, saya harus tetap berguna di kelompok. Saya akhirnya berbicara seperlunya (kelompok saya cukup baik karena membagi giliran bicara, jadi saya terpaksa berkomentar meskipun pasti kontennya cetek). Sepanjang diskusi, bahkan sampai sesaat sebelum pengumuman, saya merasa bodoh sekali. Saya harusnya lebih peka terhadap isu-isu di Indonesia, meskipun tidak ada kaitannya dengan program studi saya, dan meskipun saya sama sekali tidak tertarik dengan hal tersebut. Beneran deh, kalau politik, agama, atau pendidikan, saya masih bisa nyambung; tapi kalau udah menyangkut ekonomi dan alam........ Duh.
Saya nggak berhenti menyalahkan diri sendiri karena kurang persiapan. Saya juga akhirnya mencoba untuk ikhlas dan berusaha untuk menerima kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi.

Setelah melakukan refleksi diri dan mengobservasi teman-teman sekelompok, inilah tips yang mungkin bisa saya bagi untuk menghadapi LGD LPDP. 
  1. BACA KORAN! Baca koran sebelum LGD supaya tahu topik apa aja yang lagi hangat, termasuk opini masyarakat (atau tokoh masyarakat,  atau jurnalis) mengenai isu tersebut. Begitu sampai rumah, saya langsung buka beberapa koran Kompas dan menemukan banyak artikel tentang Minerba. Rasanya gemes karena kalau saya baca koran sebelumnya mungkin saya nggak terlihat sebodoh itu. 
  2. Jangan terlalu menonjol dan ambisius. Beri kesempatan bagi orang lain untuk menyampaikan argumennya, asertif dalam menanggapi pendapat orang lain (jangan terlalu nunjukin kalau nggak setuju), tapi jangan cuma diem juga, apalagi kalau isunya memang sesuatu yang kamu kuasai. Salah satu anggota kelompok LGD yang saya adore banget adalah peserta yang hanya beberapa kali bicara tapi omongannya berisi dan menyelesaikan masalah. She also got in, obviously. 
  3. Kalau bener-bener nggak tau harus ngomong apa, cari kerjaan lain. Ini tips sotoy sih, but that's exactly what I did. Saya cuma jadi penengah dan notulen, cuma bicara tiga kali, dan membacakan kesimpulan diskusi di akhir. 
  4. Kenalan dengan kelompok LGD. Biasanya teman satu kelompok ini dipanggil bersama-sama saat verifikasi berkas. Kenalan deh, bahkan ngobrol kalau perlu. Ini berguna banget untuk mencairkan suasana dan untuk nyiapin mental.
  5. Jangan minder dengan peserta lain, atau bahkan malah meremehkan mereka. Dalam seleksi LPDP, tidak ada kuota jumlah penerima beasiswa. Kita akan dinyatakan lolos jika memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh LPDP. Saingan kita bukan peserta lain, melainkan diri kita sendiri. Jadi nggak usah terlalu show-off atau "sikut-sikutan" juga pas LGD. Lebih menyenangkan kalau semua teman sekelompok bisa lolos kan ya? :) 

Anyway, kayaknya pengalaman saya negatif banget ya? Pas wawancara saya cukup optimis sih, karena suasana wawancaranya menyenangkan, tapi pas LGD saya bener-bener ngerasa jelek dan langsung putus harapan setelahnya. So imagine how surprised I am to hear the news! Maybe it's something that I said or did, maybe it's one of Allah's miracle, tapi ternyata somehow saya bisa lolos tahap wawancara dan LGD.

Jadi ini tips terakhir dari saya: Berdoa.  Berdoa berdoa berdoa. Berdoa yang banyak. Puasa yang banyak, terus banyak berdoa ketika waktu sahur dan berbuka. Allah nggak pernah bohong. Allah nggak pernah lupa. Miracles do happen if He allows them to. 

Sekian tips dari saya. Semoga kesalahan-kesalahan yang saya lakukan bisa jadi bahan pembelajaran untuk kamu ya. Semoga tipsnya berguna.

Goodluck!

TES WAWANCARA DAN LGD



Selanjutnya setelah kita melaksanakan seleksi administrasi, dalam jangka waktu kurang dari 1 bulan kita akan diberikan hasil atau pengumuman dari tes tersebut dan siapa – siapa saja yang berhak untuk lanjut pada proses seleksi berikutnya. Seiring dengan hal tersebut, tentunya akan disampaikan pula bagi peserta yang lolos dan mengikuti tes wawancara terkait jadwal serta lokasi tes tersebut.
Pada dasarnya tes wawancara dan LGD ini menurut saya memiliki andil atau presentase yang cukup besar dalam penentuan hasil dari diterimanya peserta pada program beasiswa magister LPDP ini. Saya akan berbagi pengalaman terkait dengan apa yang telah saya lewati terkait wawancara dan LGD.
Sedikit saran bagi saya, wajib untuk mengetahui lokasi tes wawancara yang ditentukan oleh LPDP beberapa hari sebelum tes dilaksanakan. Kebetulan saya mendapatkan lokasi di kantor pusat LPDP KEMENKEU.
Jadi pada pengumuman jadwal tes wawancara dan LGD akan dibagi secara kelompok. Untuk wawancara dikelompokkan sesuai dengan kelompok wawancara dan LGD sesuai dengan kelompok LGD. Tapi perbedaan antara wawancara dan LGD terletak pada jumlah peserta yang masuk ke dalam ruangan. Kalau wawancara peserta tes masuk satu per satu sesuai dengan nomor urut panggilan. Disana akan ada 3 ruangan yang digunakan oleh peserta dalam melaksanakan tes wawancara, dimana dalam 1 ruangan akan ada 3 orang interviewer (penguji) yang akan mengajukan beberapa pertanyaan terkait pengalaman hidup peserta khususnya dalam kaitan pendidikan. Ketiga penguji ini adalah dosen-dosen dari bebrbagai universitas di Indonesia yang mendapatkan mandat dari program beasiswa ini. Satu diantaranya mereka ada yang melakukan penilaian terhadap psikologi atau kepribadian kita secara tidak langsung dengan melihat bagaimana kita menjawab pertanyaan demi pertanyaan.

TES WAWANCARA ....
Kemudian terkait dengan isi materi yang di tanyakan kepada saya pada dasarnya terdiri dari :
1.   Riwayat pendidikan yang saya tempuh sampai dengan saat ini (ditanyakan prestasi, apa yang sudah pernah dilakukan selama di instansi pendidikan).
2.  Kemudian riwayat organisasi yang pernah menjadi pengalaman kita (ditanyakan organisasi apa saja, bergerak dalam bidang apa, profil organisasi secara singkat, prestasi apa yang sudah pernah di sumbangkan pada organisasi, sudah berbuat apa saja, jabatan di organisasi dan tugas atau tanggung jawab di organisasi tersebut dan pada jabatan tersebut).
3.     Prestasi akademik dan non akademik.
4.     Pengetahuan tentang bidang studi S1.
5.     Mengapa ingin lanjut S2, apa motivasinya.
6.     Pengetahuan tentang Universitas, Program Studi, Kondisi lingkungan tempat universitas tujuan S2/ S3. (pertanyaan terkait mengapa mengambil program studi, kenapa di universitas tersebut, bagaimana kehidupan di sana seperti tentang biaya kehidupan dan kondisi lingkungan kemasyarakatannya, berapa lama akan mejalankan studi disana)
7.  Akan ditanyakan terkait toefl dan bahasa inggris. Darimana mendapatkan sertifikat toefl dan sekilas bahasa inggris kita akan di uji disana. Tapi tidak perlu khawatir, kalian hanya diminta untuk bercerita tentang 6 poin diatas saja tapi dalam bahasa inggris. Gausah gugup, percaya diri saja jawab semampu kita walaupun salah juga tak apa. Tapi diupayakan belajar yah dari sekarang percakapan atau coversation nya.

TIPS untuk wawancara :
1.     Perbanyak amal ibadah dan berdoa sama Allah supaya dimudahkan.
2.     Jauhi maksiat lah minimal 1 bulan sebelum tes. Hhhehe, ya lebih baik gausah maksiat.
3.  Saat menunggu upayakan pikirkan apa yang akan kalian sampaikan nanti, khususnya sih tentang prestasi yang di unggulkan dan apa penntingnya untuk diri sendiri, orang lain atau bahkan negara.
4.   Pakai pakaian rapih dari rumah, kemeja terbaik dan celana bahan serta pake minyak rambut lah kalo laki-laki, dan jangan bau ya.. yang wangi.
5.   Perbanyak zikir biar hati tenang. Dan makan snack yang udah disediakan biar gak kosong perut dan tetap fokus konsentrasi.
6.   Ketika nama di panggil sebelum masuk ketuk pintu terlebih dahulu lalu buka dan ucapkan salam “assalamu’alaikum”. Kemudian tatap satu persatu secara sekilas dari ketiganya kemudian tersenyumlah. Selanjutnya kalian bisa salami satu persatu secara urut dari kiri ke kanan atau kanan ke kiri sambil menyapa seolah-olah kalian kenal. Apa kabar pak/ ibu, sehat pak ibu?... cium tangan lebih baik karena mereka adalah dosen selayaknya dosen kita dikampus saja. Buat se asyik mungkin tanpa mengurangi kesopanan dan kesantunan.
7.     Kemudian duduk, lebih baik lagi jika di persilahkan oleh interviewernya “silakan duduk mas/ mbak”. Duduk dengan tegap usahakan jangan bersandar dan posisikan tas yang kalian bawa di bawah bagian kanan atau kiri bangku tempat duduk kita.
8.     Berusaha buat tenang dan jangan gugup karena ruangan yang dingin sekali.
9.    Tidak perlu membawa apa-apa di atas meja kalian. Cukup kalian mengikuti alur yang akan di suguhkan oleh para interviewer kalian.
10. Pada dasarnya pula, buat mereka menjadi terkesan akan pertemuan kalian dengan mereka. Jawab dengan jelas, padat, singkat, lugas dan penyampaian bahasa serta pemilihan kata yang tepat dan baik.
11. Tatap mata para interviewer satu persatu ketika menjawab pertanyaan demi pertanyaan. Di urut saja menatapnya. Sampai pada akhirnya tatapan berakhir kepada yang memberikan pertanyaan.
12.  Yang terakhir, PERSIAPKAN BAHASA INGGRIS KALIAN. Sewaktu-waktu kalau nasibnya kalian akan mendapatkan pertanyaan yang harus menggunakan bahasa inggris.
13. Ucapkan terima kasih dan salam penutup setelah selesai.
14. Selamat menunggu panggilan ya teman-teman.

Sedikit Berbagi Pengalaman

Sedikit bagi – bagi pengalaman soal beasiswa Magister LPDP Kementrian Keuangan. LPDP itu sendiri adalah program yang diberi nama oleh kementrian keuangan kepanjangannya Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Yang mana menurut cerita dari teman saya yang bernama Hary (berasal dari Palembang) dana yang di terima oleh penerima beasiswa LPDP ini merupakan bunga dari uang Negara kita, Indonesia. Bunga tersebut di tampung dalam lembaga untuk di alirkan kepada putra putri terbaik bangsa Indonesia untuk kepentingan pendidikan. Kemudian beasiswa dikhususkan bagi putra putri bangsa yang ingin melanjutkan studi baik magister (S2) maupun Doktor (S3). Kemudian perlu juga diketahui bahwa ada beberapa universitas tujuan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Dan mungkin ini adalah update dari rekomendasi Universitas tujuan yang dapat dibiayai atau di kelola atau yang bekerjasama dengan LPDP Kementrian Keuangan.

Universitas Dalam Negeri












 

Universitas Luar Negeri











Mungkin untuk mendapatkan update terbaru terkait Universitas tujuan dapat di search saja di google dengan keyword “Beasiswa Magister LPDP Kementrian Keuangan”. Atau coba kesini !!!



Pokoknya apa yang kalian ketik terkait LPDP di google disana banyak teman-teman senior yang sudah diterima yang berbagi pengalaman. Coba aja ketik misalnya “ materi tes wawancara” , “materi LGD” , “Program Keberangkatan (PK) LPDP”. Akan banyak pengalaman yang di share di blog-blog mereka, tentunya lebih bagus dari blog ini. hhe
Mungkin perlu sedikit diketahui bahwa ada beberapa jalur terkait pendataran beasiswa LPDP ini, seperti jalur umum dan jalur Airmasi (khusus). Dan kebetulan saya mendapatkan informasi untuk mengikuti jalur Afirmasi (khusus), dan saya ikuti petunjuk tersebut. Jalur afirmasi ini juga salah satunya dapat diikuti oleh mantan penerima beasiswa bidikmisi. Selain itu bagi yang berprestasi baik di tingkat nasional, maupun internasional dapat mengambil jalur ini. Buat kalian yang memperoleh ipk di atas 3.50 gausah khawatir langsung saja daftarkan dan peuhi berbagai persyaratannya.
Kemudian sedikit informasi terkait dengan alur penyeleksian calon penerima beasiswa LPDP. Yang pertama adalah proses seleksi berkas-berkas baik berkas yang di kirim melalui email, maupun berkas yang dikirimkan ke kantor LPDP langsung. Yang kedua adalah seleksi atau panggilan tes wawancara dan LGD (Leaderless Group Discussion). Yang ketiga adalah PK (Program Keberangkatan) yang merupakan kegiatan kepemimpinan yang dilaksanakan di suatu tempat (mengina/ karantina) sekaligus pelatihan-pelatihan seperti persiapan bahasa, dan tentang kepemimpinan.

SEBELUMNYA....

Sekedar info yang dulu pernah saya dan teman-teman saya lakukan bahwa sebelum  kepenguruan terkait LPDP saya di arahkan untuk mengisi form registrasi online di portal http://bidikmisi.dikti.go.id
 

Jadi saran saya, kalian semua juga mengikuti dan melaksanakan prosedur tersebut diatas.


OKE LANJUT....

Baik, yang pertama kita akan bahas yah terkait dengan seleksi berkas dan beberapa persyaratan kelengkapannya.
Sebenernya untuk mengurus ini harus penuh kesabaran ekstra, ketelitian, dan cari koneksi sebanyak-banyaknya (apalagi pejabat-pejabat). Karena berkas yang di perluin bukan cuma hard file nya saja, tapi juga harus di scan satu per satu. Jadi pada dasarnya semua berkasnya di siapin dulu, baru kemudian di scan satu per satu secara urut supaya tidak ada yang terlewat atau keselip. Kemudian setelah itu kita di wajibkan untuk mengisi formulir pendaftaran. Judul formulirnya itu FORMULIR PENDAFTARAN BEASISWA PENDIDIKAN INDONESIA JALUR AFIRMASI LPDP PROGAM MAGISTER / DOKTORTAHUN 2014. Kita diwajibkan mengisi sedetail-detail nya tentang kita (diketik di microsoft word, di isi lengkap beserta foto soft file kemudian di print out setelah itu di tanda tanganin dan di scan). Kemudian didalam formulir tersebut terdapat beberapa poin yang harus di isi diantaranya, data diri, tentang tujuan universitas magister/ doktor, data orang tua, riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan, riwayat organisasi dari SMP sampai Perguran Tinggi, organisasi di luar instansi pendidikan, prestasi yang di unggulkan, kemampuan bahasa asing, pengalaman pelatihan/ workshop/ seminar, pengalaman penelitian, karya ilmiah, konferensi/ seminar, dan penghargaan yang pernah di peroleh. Selain itu tidak lewat pula kita di wajibkan membuat pernyataan* yang di tanda tangani di atas materai 6000.

Selanjutnya ada pula yang perlu di lengkapi dalam kelengkapan berkas ini, yaitu surat rekomendasi*. Seperti yang saya bilang di awal koneksi pejabat-pejabat itu cukup diperlukan untuk mendapatkan surat rekomendasi. Dalam penyeleksian berkas surat rekomendasi menjadi hal yang dapat mempengaruhi, pasalnya kita dinilai memiliki hubungan sosial yang baik dengan pejabat-pejabat. Semoga ini bukan bagian dari KKN yahhhhh. Kemudian surat rekomendasi di tulis tangan dengan format terlampir dan bila ada cap nya di cap basah serta di bubuhi tanda tangan.

Setelah itu juga ada surat izin atasan* bagi yang sudah bekerja di suatu perusahaan/ instansi. Format penulisan juga sama seperti surat rekomendasi. Kita juga di wajibkan untuk menandatangani (membuat) SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENGIKUTI KEGIATAN PERSIAPAN PROGRAM BEASISWA PENDIDIKAN INDONESIA JALUR AFIRMASI LPDP dan juga surat SURAT PERNYATAAN PENERIMA PROGRAM BEASISWA PENDIDIKAN INDONESIA JALUR AFIRMASI LPDP.

*Format Sudah di tentukan (terdapat pada file). Di Print, di isi, fotokopi 5, di cap, di scan.



Setelah semua itu di atas ada 1 hal penting yang tidak boleh terlewatkan nih, yaitu terkait dengan membuat essay. Berikut penjelasannya.

Wajib Menulis Essay Sesuai Tema

A.     FORMAT ESSAY UNTUK PROGRAM MAGISTER

Tulislah sebuah essay dengan judul “Apa yang akan Saya Lakukan untuk Daerah/ Lembaga/ Instansi/ Profesi Saya Setelah Lulus” (500 sampai 700 kata).

B. FORMAT ESSAY DAN RINGKASAN PROPOSAL PENELITIAN UNTUK PROGRAM DOKTOR

1. Tulislah satu buah essay dengan judul “Apa yang akan Saya Lakukan untuk Daerah/ Lembaga/ Instansi/ Profesi Saya Setelah Lulus” (500 sampai 700 kata).

2. Tulislah ringkasan proposal penelitian (1500-2000 kata)

*Essaynya diketik lalu di print dan di scan.

Mungkin ini detail yang harus kalian persiapkan dengan lengkap
 
 








PERINGATAN !!!!